Sms Pengaduan :
news_img
  • ADMIN
  • 16-08-2013
  • 503 Kali

Jika Pulang Malam, Anggota Polisi Lepas Atribut

News Room, Jumat ( 16/08 ) Kasus maraknya penembakan terhadap polisi, membuat pimpinan Polri ketar-ketir. Kapolri, Jenderal Timur Pradopo memberikan beberapa instruksi pencegahan. Salah satunya, jangan menampakkan diri sebagai anggota polisi ketika sendirian. “Jika berdinas pagi subuh atau pulang malam hari, atribut dilepas dulu. Terutama yang melekat seperti jaket, plat nomor, atau helm,”ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Brigjen Boy Rafli Amar di Jakarta kemarin (15/08). Selain itu, jika patroli malam, polisi disarankan membawa rekan. “Jika melintas di wilayah sepi dan terpaksa sendirian, koordinasikan melalui perangkat komunikasi,”tuturnya. Mantan Kapoltabes Padang tersebut menjelaskan, instruksi Kapolri bersifat umum. Artinya, berlaku untuk anggota Polri di seluruh Indonesia. “Namun, memang yang jadi atensi utama wilayah Jabodetabek,”kata Boy. Berdasar hasil analisis sementara dari dua kasus penembakan, penyerang memilih target secara acak, yakni dari atribut polisi yang dikenakan. “Ini yang harus jadi perhatian anggota, waspada dengan serangan mendadak,”tegas mantan Kanit Densus 88 itu. Seperti diketahui, dua anggota polisi Polda Metro Jaya menjadi korban penembakan yang dilakukan pelaku misterius. Anggota Satuan Lalu Lintas Polres Jakarta Pusat, Aipda Patah Saktiyono (52) mengalami luka di dada setelah ditembak di Jalan Cirendeu Raya, Ciputat, Tangerang Selatan, 27 Juli 2013 lalu, sekitar pukul 04.30. Lalu, pada 7 Agustus 2013, anggota Satuan Binmas Polsek Metro Cilandak, Aiptu Dwiyatno meregang nyawa, setelah ditembak di kepala bagian belakang di Jalan Otista, Ciputat, Tangerang Selatan. Hingga kini pelaku dua penembakan tersebut belum terungkap. Sementara itu, ditengah maraknya penyerangan terhadap polisi, LSM Kontras melansir data yang berkebalikan. Kontras menyebut bahwa selama ini peristiwa penembakan justru paling banyak dilakukan polisi di berbagai kesempatan. Sejak 2011 hingga saat ini, Kontras mencatat telah terjadi 278 peristiwa penembakan yang dilakukan polisi. Aksi tersebut menewaskan 132 orang dan melukai 428 lainnya. Menanggapi pernyataan Kontras, Kabagpenum Divhumas Polri, Kombespol, Agus Rianto mempertanyakan data yang dihimpun LSM itu. Agus menyayangkan Kontras yang terlalu cepat menyimpulkan penggunaan senpi polisi sebagai peristiwa penembakan. “Mungkin perlu dipilah dulu datanya, sehingga tidak menggeneralisasi,”tutur Agus di kantornya kemarin. Dalam menanggapi pelaku kejahatan maupun teroris, misalnya, ada kalanya polisi terpaksa menggunakan senpi untuk melumpuhkan, karena khawatir incaran kabur. ( JP, Esha )