Sms Pengaduan :
news_img
  • ADMIN
  • 19-11-2008
  • 264 Kali

PAUD Sebagai Arena Bermain Sambil Belajar

News Room, Rabu ( 19/11 ) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) perlu terus dikembangkan keberadaannya di tengah-tengah masyarakat, karena selama ini pemberian pendidikan bermain sambil belajar bagi anak sangat efektif untuk membentuk anak lebih kuat secara fisik dan memiliki mental kuat untuk menerima ilmu pengetahuan yang akan diterimanya ketika anak sudah sekolah di Sekolah Dasar. Hal tersebut diungkapkan Kasubdit Kelompok Bermain pada Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini Departemen Pendidikan, Midarmi Wijano ketika ditemui News Room disela-sela kegiatan Sosialisasi dan Pelatihan Beoud Centers And Cirdes Time (BCCT) di Hotel Utami Sumekar Sumenep, Rabu (19/11) yang dilaksanakan Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini (Himpaudi) Kabupaten Sumenep. Karena itu menurut Midarmi, perlu diberikan pelatihan bagi para pembimbing PAUD, agar nantinya dapat memaksimalkan anak dengan bermain. Yakni, bermain dengan menggunakan alat tanpa harus banyak membeli, namun lebih menekankan pada kecerdasan anak. ”Makanya kita perlu luruskan hal ini. Sebab, terkadang anak yang belum waktunya menerima pelajaran menulis dan membaca, sudah dicekoki dengan pelajaran yang malah tidak baik untuk perkembangan kecerdasan anak,”ujar Midarni. Ditambahkan, pendidikan anak usia dini mulai dari lahir hingga usia 6 tahun, sebaiknya memang harus lebih memberikan waktu bermain bagi anak, agar tumbuh sebagai anak yang kuat dan lincah. Bahkan, tegas Midarmi, dalam kurikulum TK tidak ada pelajaran menulis dan membaca, melainkan arena untuk bermain. Ditanya mengenai kondisi saat ini yang justeru banyak Sekolah Dasar yang mensyaratkan calon siswanya sudah bisa baca tulis, diakui Midarmi sebenarnya itu kurang tepat. Sebab, guru SD kelas 1 dan 2 itu seharusnya yang memiliki tugas memberikan pelajaran itu. Namun terkadang kondisi itu terjadi karena orang tua justeru merasa bangga ketika anak yang masih berusia dini tapi sudah bisa membaca. Sementara itu, Ketua HIMPAUDI Sumenep, Nurul Hasanah, S.Pd mengaku di Sumenep keberadaan PAUD masih sedikit dibandingkan dengan Kabupaten lain, di Jawa Timur masih diurutan nomor 2 dari bawah. Karena itu, dengan pelatihan seperti itu diharapkan kepedulian semua pihak terkait untuk lebih memperhatikan perkembangan PAUD. Sebab hal itu sangat penting bagi anak. Dijelaskan, sampai saat ini di Sumenep baru ada 58 PAUD dan 4 diantaranya Satuan Paud Sejenis (SPS). ( Reno, Esha )