Sms Pengaduan :
news_img
  • ADMIN
  • 29-05-2008
  • 287 Kali

Jelang Pilgub, Gelar Revitalisasi Politik Antar Agama

News Room, Kamis ( 29/05 ) Sebuah agama yang selama ini dijadikan panutan setiap ummat manusia, diperlukan adanya pemilihan secara objektif, antara kepentingan agama sendiri dan politik. Sebab, menjelang pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Timur, kecenderungan politisasi agama mulai bermunculan, sehingga perlu adanya revitalisasi politik antar agama. Keberadaan agama dalam kancah politik, dinilai sangat mampu menarik perhatian masyarakat, utamanya penganut agama tersebut. Padahal, agama merupakan alat yang diinginkan bisa menciptakan masyarakat berlandaskan nilai-nilai keagamaan, yang lebih bijak, arif dan inklusif, tapi tetap dalam bingkai nasionalisme. “Simbol agama harus betul-betul dijaga, agar tidak tercela oleh kepentingan politik, sebab dikhawatirkan, jika lengah akan mudah dibawa arus politik,” kata Ach. Helmi Hasbullah, Direktur eL-Stub (Lembaga Studi Umat dan Bangsa), Kamis pagi (29/05) ketika ditemui disela-sela acara dialog keberagaman revitalisasi peran publik agama, di Hotel Utami Sumekar Sumenep. Helmi berharap ada kesadaran objektif dari masyarakat, sehingga bisa memilah antara kepentingan agama dan politik. Sebab, kepentingan agama itu sudah jelas, untuk mempersatukan ummat manusia, meski berlainan keyakinan maupun kepercayaan. Jika ummat beragama tidak mampu memilah, antar kepentingan agama dan politik, maka dipastikan akan mudah terseret kedalam dunia politik. Helmi juga meminta simbol agama lebih diperkuat lagi, apalagi menjelang Pilgub. Diperkirakan banyak kepentingan politik yang akan menggunakan simbol agama, untuk mempengaruhi masyarakat. “Apabila simbol agama sudah bisa diperdayakan, niscaya tindakan anarkis akan mewarnai perhelatan politik,” tegasnya. ( Nita, Esha )