Media Center, Kamis ( 27/07 ) Berdasarkan data di Kementerian Kesehatan, Angka Kematian Ibu (AKI)
selama masa kehamilan, persalinan, maupun sesudah persalinan mencapai
300 orang per 100.000 kelahiran selamat, dan Indonesia mendominasi
kematian ibu melahirkan tertinggi ke dua seteleh Vietnam.
Dengan
fenomena tersebut, Dinas Kesehatan di Daerah, seperti Dinas Kesehatan
Kabupaten Sumenep terus berupaya melakukan terobosan, guna menekan angka
kematian ibu melahirkan dengan berbagai melaksanakan berbagai program.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep,
Kusnawati kepada wartawan, Kamis (27/07) mengungkapkan, berbagai program
terus dilakukan untuk menekan angka kematian ibu dan bayi. Meskipun
diakui, Sumenep masuk 6 Kabupaten dengan kematian ibu melahirkan
terendah di Jawa Timur.
“Namun, kami tetap melaksanakan program,
yang salah satu program guna menekan angka kematian ibu melahirkan,
yakni melalui Program Perencanaan Persalinan Pencegahan Komplikasi (P4K)
dengan melibatkan Desa Siaga Aktif,“ungkapnya.
Diakui, dengan
program P4 setiap Desa diharapkan memiliki ambulan Desa, Pondok
Kesehatan Desa (Ponkesdes) atau Polindesa yang dilengkapi dengan tenaga
bidan dan perawat. Ibu hamil juga harus menyediakan 3 pendonor, serta
suami sebagai pengambil keputusan ketika ada permasalahan dalam
persalinan.
Bahkan, untuk memaksimalkan program itu, seluruh bidan
dibekali pelatihan, sehingga kompeten dan memiliki sertifikat, bahkan
fasilitas bidan di Desa juga sudah dilengkapi dengan alat bantu oksigen.
Apalagi, angka kematian ibu melahirkan banyak yang disebabkan Pre Eklamsia Berat (PEB) serta pendarahan paska melahirkan.
“Kepedulian terhadap kelahiran memang menjadi komitmen kami untuk
membantu ibu hamil, utamanya yang memiliki resiko tinggi,” tandasnya. (
Ren, Esha )