Sms Pengaduan :
news_img
  • ADMIN
  • 20-07-2018
  • 582 Kali

Pasutri Warga Belanda Ajak 2 Putrinya Mengenal Leluhurnya Di Sumenep

Media Center, Jum’at ( 20/07 ) Guna mengenalkan asal usul leluhur keluarga kepada anak-anaknya, Jeny Irma Florence Meijer dan Jan Rudolf Cirpka asal Belanda datang ke Kabupaten Sumenep, Kamis (19/07)  kemarin.

Mereka berkunjung ke Tourism Information Centre (TIC) Sumenep bersama teman lamanya Adi Wijaya dari Sumenep.

Menurut penuturan mereka bahwa Jeny Irma yang memiliki garis keturunan Sumenep, sebab ia merupakan putri dari Martinus Meijer, seorang supervisor pabrik garam di Kalianget ketika zaman Belanda. Martinus Meijer sendiri adalah keturunan asli Sumenep, lahir di Kalianget pada tanggal 7 Juni 1926 dari pasangan Franciscus Joseph Meijer (Belanda/Netherland) dan Boeranti (Kalianget).

Jeny Irma Florence Meijer dan Jan Rudolf Cirpka datang ke Sumenep bersama 2 putrinya. Bahkan ketika ditanya oleh salah seorang karyawan TIC Sumenep, tentang tujuan utama datang ke Sumenep, dengan jujur mereka mengungkapkan bahwa "just want to feel Sumenep" atau tujuan utama mereka datang ke Sumenep bisa dikatakan sangat mulia, yaitu hanya ingin memperkenalkan Kabupaten Sumenep kepada 2 putrinya sebagai tempat kelahiran leluhurnya atau kakeknya. Sekaligus ingin mengajak anak-anaknya menikmati dan merasakan suasana tinggal di Sumenep ini.

Keluarga Jeny Irma Florence Meijer dan Jan Rudolf Cirpka sangat antusias ketika bertemu dengan warga Sumenep, bahkan menceritakan silsilah keluarganya jika mereka adalah keturunan Sumenep dan menjelaskan secara runtut silsilah keluarganya.

Mereka bercerita silsilah keluarga mulai dari hubungan Franciscus Joseph Meijer dan Boeranti yang melahirkan anak bernama Martinus Meijer, kemudian keluarganya sempat menetap di Desa Pandian sebelum akhirnya kembali ke Belanda.

Pada intinya ibu Kandung Martinus Meijer yakni Boeranti yang berdarah Sumenep karena beliau asli orang Kalianget. Belum diketahui pasti Boeranti lahir pada tahun berapa, data yang mereka miliki hanya Boeranti meninggal pada tahun 1996 di Kalianget. Sedangkan Franciscus J. M lahir di Bondowoso dan meninggal di Kecamatan Kalianget pada tahun 1968.

Dibalik segala cerita diatas, ada hal menarik yakni semua berawal dari industri garam di Kalianget karena Franciscus dan Martinus memiliki peran penting kala itu sebagai controller/supervisor pabrik garam.
Satu hal yang perlu kita contoh adalah betapa menghargainya mereka tentang asal usul leluhur sampai rela datang ke Sumenep hanya untuk mencari informasi yang berhubungan dengan garis keturunan keluarganya. ( AL, Yasik, Fer )