Sms Pengaduan :
news_img
  • ADMIN
  • 26-10-2020
  • 1868 Kali

Mengupas Sosok Banyak Wide, Dan Seputar Hari Jadi Sumenep (1)

Media Center, Senin ( 26/10 ) Nama Banyak Wide mungkin tidak sepopuler Aria Wiraraja. Meski kedua nama itu merujuk pada sosok yang sama. Yakni adipati Sumenep sejak 1269-1293 Masehi.

Menariknya, meski tak begitu populer dalam catatan sejarah Sumenep, sekaligus tak populer dalam pendengaran warga Madura Timur, nama Banyak Wide justru yang dapat melukiskan sosok Sang Aria Adhikara tersebut.

Beberapa sumber tentang Banyak Wide banyak didapat dalam sumber Jawa. Di antaranya Pararaton, dan Kidung Ranggalawe. Di sana memang ditegaskan bahwa Wiraraja bernama asal Banak (baca: banyak) Wide.

Posisinya sebagai babatangan buyut di wilayah bernama Nangka. Kala itu, Banyak Wide merupakan pejabat di lingkungan kerajaan Singhasari yang didirikan oleh Ken Angrok (baca: Arok) pada 1222, pasca meruntuhkan kekuasaan Kertajaya atas Daha atau Panjalu (Kediri).

Babatangan kadang diterjemahkan dengan kata binatang. Menurut M. M. Sukarto K. Atmojo, babatangan berasal dari kata batang, yang maknanya terka atau tebak, atau perkiraan. Sehingga Sukarto pun menafsirkan istilah “babatangan” ini sebagai sebuah jabatan dalam ketatanegaraan di masa itu, yang dimiliki oleh pejabat yang pandai, dan visioner.

“Semacam cerdik pandai, pemberi nasehat, karena mampu menerka atau menebak berbagai macam permasalahan,” kata RB Muhlis, salah satu pemerhati sejarah Sumenep, Senin (26/10/2020).

Muhlis mengutip hal itu dari tulisan Sukarto dalam makalah Sekitar Masalah Hari Jadi Sumenep.

Menurut Muhlis, nasihat dan petuah Banyak Wide memang telah terbukti dalam sejarah. “Khususnya dalam membantu Wijaya, menantu Kertanegara, hingga berhasil mendirikan kerajaan terbesar dalam sejarah Nusantara. Kerajaan Majapahit atau Wilwatikta,” tambahnya.

Kembali pada babatangan, Banyak Wide memang dikenal juga sebagai sosok yang ahli dalam tata bahasa atau “wyikarana”. Sosok yang pandai sekaligus mahir dalam bertutur kata. Hal itu jelas merupakan ciri khas seorang cerdik pandai atau cendekia.

Terlebih, nama Banyak Wide (yang dalam teks aslinya Banak Wide) memang memiliki benang merah dengan jabatan dan keahlian yang dimiliki sosok legendaris ini. Banak atau Banyak dalam bahasa Sanskerta ialah “hamsa”. Yang terjemah bahasa Indonesianya ialah angsa. Sementara Wide berasal dan terkait dengan kata wida, widya, dan weda; yang artinya ilmu pengetahuan.

Sehingga jika digabungkan, Banak atau Banyak Wide bermakna angsa yang pandai.

Terlebih, angsa atau hamsa dalam agama Hindu, dikenal sebagai salah satu hewan yang suci, karena merupakan wahana Brahma (salah satu dewa dalam Tri Murti). Juga dalam aliran Waisnawa (pemuja Wisnu), terdapat gelar “paramahamsa” bagi sosok atau tokoh agamanya (pendeta) yang mampu menghayati hakikat kehidupan. Paramahamsa sendiri bermakna angsa yang paling utama.

Bicara tentang angsa, hewan ini memang unik. Dalam pepatah asing, ditemukan kata-kata “just a swan extracs milk from water” (hanya seekor angsa yang mampu mengeluarkan susu dari air). Angsa memang dianggap satu-satunya hewan yang mampu mengambil sari pati susu dari setiap air yang disedotnya. ( Han, Fer )