Sms Pengaduan :
news_img
  • ADMIN
  • 19-01-2018
  • 2935 Kali

Islamisasi Di Kabupaten Sumenep, Sejak Kapankah?

Media Center, Jumat ( 19/01 ) Sumenep merupakan tolok ukur Madura. Sejarah dengan jelas menyebut Sumenep dengan Aria Wiraraja sebagai wilayah populer yang membidani lahirnya Majapahit, cikal-bakal Nusantara. Kala itu proses Islamisasi masih dipertanyakan, sekaligus sejak kapan Islam di Tanah Garam ini.

"Kalau bicara masuknya Islam tidak bisa menyebut personal. Artinya, meski di masa Aria Wiraraja bisa mungkin sudah ada yang memeluk Islam sebagai agama. Namun, itu tidak bisa disebut sebagai awal masuknya Islam. Islam dikatakan masuk jika sudah resmi menjadi agama penguasa," kata Edhi Setiawan, Budayawan Madura, pada Media Center beberapa waktu lalu.

Lalu sejak kapan Islam masuk Sumenep? Edhi mengatakan, bahwa hal itu memerlukan kajian mendalam. Ia menyebut salah satu penguasa Sumenep yang bernama Panembahan Joharsari. Namun ia mengaku tidak yakin, bahwa penguasa tersebut sudah Islam. "Itu di tahun 1300-an Masehi, istilah Panembahan perlu dipertanyakan. Begitu juga nama Joharsari yang tidak umum kedengarannya," kata Edhi.

Dalam babad Sumenep, disebut Islamisasi atau penyebaran Islam dimulai dengan hadirnya Sunan Paddusan yang diambil mantu Jokotole, Raja Sumenep. Sang Sunan merupakan cucu keponakan Sunan Ampel. Beberapa literatur, seperti karya Zainalfattah menyebut bahwa Jokotole di-Islamkan mantunya.

"Tapi masalahnya, Sejarah Sumenep 2003 menyebut bahwa Jokotole masih cicit Sunan Lembayung Fadal, kakak Sunan Ampel. Nah, masak di-Islamkan, wong buyutnya Islam," kata RB. Nurul Hidayat salah satu pemerhati sejarah di Sumenep.

Menurut Nurul, banyak isi sejarah Sumenep yang perlu dikaji ulang. Artinya Sumenep disebutnya perlu buku sejarah baru. "Hal itu merupakan hal yang penting. Karena rujukan yang ada penuh distorsi," katanya.

Menanggapi itu, Edhi mengatakan tak mudah membuat buku sejarah baru yang ideal. Karena memerlukan biaya besar. "Apakah siap ke negeri Belanda? Data-data otentiknya banyak ada di sana," tukasnya. ( M Farhan M, Esha )