Sms Pengaduan :
news_img
  • ADMIN
  • 06-02-2020
  • 934 Kali

Dampak Gempa Bumi, Masyarakat Diimbau Hindari Bangunan Retak

Media Center, Kamis ( 06/02 ) Dampak dari gempa bumi yang terjadi pada hari Kamis (06/02/2020) pukul 01.12.34 WIB wilayah Laut Jawa diguncang gempa tektonik, yang goncangannya dirasakan di daerah Bangkalan, Trenggalek, Pacitan, Yogyakarta, Kebumen, Cilacap, Pangandaran, Kuta, dan Kuta Selatan II-III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu).

Sesuai rilis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi (Instagram/Twitter @infoBMKG), website (http://www.bmkg.go.id atau inatews.bmkg.go.id), atau melalui Mobile Apps (IOS dan Android): wrs-bmkg atau infobmkg, hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami.

Kepala BMKG Kalianget, Usman Khalid juga menyampaikan, sesuai rilis gempa bumi susulan, hingga hari Kamis (06/02/2020) pukul 04.00 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 1 aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) dengan besaran M=4.2.

Rekomendasinya, masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

“Masyarakat diimbau, agar menghindari bangunan yang retak atau rusak yang diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah,” paparnya.

Lebih lanjut dijelaskan, sesuai hasil analisis BMKG menunjukkan, gempa bumi yang terjadi tersebut memiliki parameter update dengan magnitudo M=6,3. Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 6.43 LS dan 113.04 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 76 kilometer arah Timur Laut Kota Bangkalan, Jawa Timur pada kedalaman 641 kilometer.

Sedangkan jenis dan mekanisme gempa bumi, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dalam, akibat adanya aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia yang menyusup ke bawah lempeng Eurasia. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini memiliki mekanisme pergerakan normal/turun (normal fault).

“Terkait gempa tersebut, secara umum sudah dirilis dan untuk wilayah Sumenep sampai saat ini belum ada informasi yang merasakan, semoga aman,” tambahnya. ( Ren, Esha/Fer )